Kunjungan mahasiswa pascasarjana multidisiplin Bioteknologi IPB ke FORSCA AGH IPB pada hari Sabtu, 26 September 2015 dalam rangka studi banding. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Jabal Rahmat Ashar selaku Ketua Umum FORSCA.
FORSCA AGH IPB
Selamat atas Pelantikan Kepengurusan FORSCA AGH IPB 2015/2016 pada hari Rabu, 2 September 2015. Kepengurusan FORSCA AGH IPB 2015/2016 dilantik oleh Bapak Dr. Ir. Sugiyanta, MSi selaku PLH Ketua Departemen AGH IPB.
Semoga Kepengurusan FORSCA AGH tahun ini dapat menjadikan FORSCA lebih berwarna dan lebih baik lagi, Aamiin.
FORSCA AGH IPB
Bagi teman-teman Mahasiswa Pascasarjana Program studi PBT, AGH, dan ITB 2015 yang mempunyai jiwa kepemimpinan, mau berkontribusi lebih, dan menambah wawasan di bidang organisasi tingkat pascasarjana, Silahkan mendaftarkan diri anda sesuai dengan prosedur yang ada di pamflet diatas. Kami tunggu kontribusi nyata dari teman-teman semua. Formulir pendaftaran dapat diambil di masing-masing komti Prodi atau langsung ke Sekretariat FORSCA Departemen AGH IPB.
NB: Deadline Pengumpulan Jumat, 9 Oktober 2015
FORSCA Dept. AGH IPB
Alhamdulillah, struktur kepengurusan FORSCA AGH IPB untuk periode tahun 2015-2016 telah dibentuk. Diketuai oleh Jabal Rahmat Ashar, kepengurusan terdiri dari 23 mahasiswa pascasarjana AGH IPB, dengan visi:
“Menjadikan forum mahasiswa Pascasarjana (FORSCA) AGH IPB sebagai wadah pengembangan wawasan intelektual berbasis keilmiahan dalam semangat kebersamaan.”
dan misi:
Semoga FORSCA dapat memenuhi amanah yang telah diberikan oleh civitas akademika AGH IPB, dan dapat memberikan yang terbaik untuk mahasiswa pascasarjana AGH IPB khususnya. Aamiin.
FORSCA memberikan kesempatan kepada teman-teman mahasiswa pascasarjana departemen AGH IPB yang ingin berkarya, aktif dan senang berorganisasi.
Formulir dapat di download di Form OR FORSCA 2015-2016
Formulir yang telah dilengkapi dapat dikirimkan melalui email forsca.aghipb@gmail.com dengan subject ‘pendaftaran pengurus FORSCA‘.
Kongres FORSCA 2015 yang dilaksanakan pada Kamis, 25 Juni 2015 di Ruang Sidang 1 & 2 menghasilkan beberapa keputusan, yaitu:
1. Menerima Laporan Pertanggungjawaban Pengurus FORSCA periode 2014/2015
2. Menetapkan saudara Jabal Rahmat Ashar (PBT 2014) sebagai ketua FORSCA terpilih untuk periode 2015/2016 berdasarkan hasil musyawarah mufakat.
Tertanda,
Pimpinan Sidang I: Mohammad Syafii (PBT 2014)
Pimpinan Sidang II: Aulia Zakia (ITB 2013)
Pimpinan Sidang III: Ririh Sekar Mardisiwi (AGH 2014)
Apabila diminta melakukan penelitian kelapa sawit, pasti yang terbayang dibenak teman-teman adalah ‘penelitian yang lama’ karena yang diamati adalah tanaman tahunan. Biaya akan semakin mahal dengan adanya kebutuhan analisis sample tanah maupun analisis jaringan tanaman. Namun, dimana ada kesungguhan dan niat yang kuat maka disitu akan ada kemudahan.
Kelapa sawit merupakan tanaman tahunan sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui respon pemupukan terhadap tanaman tersebut. Hal ini bukan merupakan suatu penghalang untuk dapat lulus tepat waktu. Mengingat waktu penelitian yang harus ditempuh selama 1 tahun, maka penelitian di Jonggol dapat dimulai sejak semester dua. Meski ditempuh dalam kurun waktu 1 tahun, namun penelitian ini tidaklah terlalu rumit. Mengingat masa pertumbuhannya yang lambat, pengamatan parameter vegetatif hanya perlu dilakukan sebulan sekali. Di bawah bimbingan Bapak Sudradjat, penelitian mengenai optimasi pemupukan Nitrogen, fosfor, dan kalium pada kelapa sawit umur 2 tahun di Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit Jonggol IPB-Cargill, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor ini dilaksanakan.
Tanaman sawit merupakan tanaman yang sangat manja karena membutuhkan banyak air dan pupuk. Hal ini tidak mengherankan karena kelapa sawit mampu menghasilkan minyak nabati tertinggi didunia dibanding dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, dengan hasil panen 3500-8000 kg/ ha (Cifor 2009). Prospeknya juga masih sangat cerah mengingat konsumsi dunia atas minyak sawit tumbuh rata-rata 8% pertahun (Kemendag 2011). Namun ditengah semakin meningkatnya kepopuleran perkebunan sawit, timbul berbagai macam isu negatif yang mencoba melemahkan industri perkebunan ini.
Salah satu isu negatif tersebut adalah mengenai polusi karbon yang dihasilkan akibat pembukaan hutan untuk perluasan perkebunan sawit. Mengenai alih fungsi lahan, sudah ada undang-undang yang mengatur, sedangkan mengenai isu negatif penyumbang emisi karbon ini sangat disayangkan sekali mengingat perkebunan ini justru dapat menyerap karbon sebesar 22 470 ton/ ha. Pengembangan kelapa sawit dengan pola tanpa bakar (zero burning) dapat menghasilkan O2, menyerap karbon dan menghasilkan sumber energi terbarukan. Satu hektar kebun sawit menghasilkan biomassa berupa batang, pelepah dan tandan sawit 36 ton per tahun. Jumlah biomassa sebanyak ini dapat menyerap pencemar udara CO2 sebanyak 25 ton per tahun dan mengubahnya menjadi udara bersih O2 sebanyak 18 ton per tahun (Ditjenbun, 2012).
Di lapangan saya juga mandapat kan banyak pengalaman berharga. Dengan menjalani penelitian ini saya dapat lebih akrab dengan dunia perkebunan, bergaul dengan para tenaga kebun yang polos-polos dan mengetahui cerita hidup mereka yang sangat menarik. Sebagian besar tenaga kebun berasal dari kalangan bawah. Mereka bekerja dari pukul 08.30-15.30. Pekerjaan mereka yang dikoordinasi oleh seorang mandor kebun antara lain penyiangan gulma, pembuatan jalan untuk panen, kastrasi saat tanaman kurang dari 18 bulan, penyaluran pupuk per tanaman dan menebarkannya. Para pekerja kebun inilah yang senantiasa bersedia membantu mahasiswa-mahasiswa yang penelitian. Kegigihan mereka yang bekerja sepenuh hati dari pagi hingga sore dengan tenaga fisik yang melelahkan dan dengan honor yg menurut saya sangat minim, ditambah sifat dan sikap mereka yang polos dan selalu ceria apa pun keadaannya itu membuat saya menjadi pribadi yang lebih menghargai orang lain dan lebih mensyukuri hidup. Bergaul dan berbagi cerita dengan mereka merupakan suatu keasyikan tersendiri yang membuat saya lebih semangat melakukan pengamatan dilapangan.
Satu lagi permasalahan terakhir yang kadang memberatkan mahasiswa dalam mengambil penelitian ini adalah masalah dana penelitian. Penelitian kelapa sawit saya di Jonggol ini tidak sepenuhnya dibiayai oleh dosen. Komponen yang disediakan hanya tanaman, lahan, dan pupuk. Namun komponen-komponen tersebut sudah sangat membantu sekali. Saya sudah mendapat jaminan tersedianya tanaman yang sehat dan kuat yang sudah ditanami dilahan dan siap dilakukan perlakuan. Tentunya hal ini sangat membantu sekali di awal penelitianmu bukan?
Apabila dirasa biaya lain-lain masih cukup memberatkan kita dapat melakukan konsultasikan dengan dosen pembimbing agar lebih diminimalisir sampel yang di analisis atau melakukan pemangkasan biaya dalam hal lain. Mencari beasiswa juga merupakan alternatif yang tepat untuk mengatasi masalah pendanaan dalam penelitian. Jadi saya rasa tidak ada alasan untuk mengatakan tidak untuk melakukan penelitian kelapa sawit.
(Written by: Ega Faustina)
Tahun ini, Pascasarjana Cup (Pasca Cup) kembali digelar dengan mengusung tema “Harmoni Dalam Sportivitas”. Acara pembukaannya telah dilakukan pada tanggal 28 April yang lalu bertempat di Gymnasium IPB dan dibuka secara simbolis oleh Rektor IPB. Banyak sekali cabang perlombaan yang dibuka, seperti tenis meja, futsal, badminton, catur, permainan tradisional, cooking contest dan english competition. Semua jenis cabang perlombaan tersebut berlangsung selama satu bulan.
Semua mahasiswa Pascasarjana dari turut antusias dalam perlombaan tersebut, tak terkecuali Pascasarjana dari Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH). Dari semua cabang perlombaan yang ada, Pasca AGH berhasil meraih posisi sebagai berikut:
Prestasi yang cukup membanggakan bagi Pasca AGH atas apa yang diperoleh. Tak lupa kami segenap jajaran mahasiswa pascasarjana AGH mengucapkan selamat dan terima kasih atas semua partisipasi atlet yang berkompetisi serta para suporter yang selalu setia. Semoga ditahun-tahun mendatang Pasca AGH semakin kompak, aktif, serta semakin banyak meraih prestasi dicabang olah raga.
Salam “Harmoni Dalam Sportivitas” (Infokom Forsca)
Hari senin lalu, 9 Maret 2015, Mahasiswa pasca sarjana AGH IPB berkesempatan untuk mengunjungi Istana Bogor. Lokasi yang mudah dijangkau membuat teman-teman antusias untuk ikut mengunjungi kediaman pemimpin nomor 1 negeri ini. Sebelum jam 13.00 WIB, teman-teman sudah banyak yang hadir di Balaikota. Tak lupa semua mengenakan pakaian yang sopan, rapi dan bersepatu. Kegiatan foto bersama di halaman Balaikota menambah keceriaan acara.
Ketika memasuki gerbang Istana Kepresidenan, ternyata kami harus menelan kekecewaan. Pasalnya, kini gedung utama Istana Kepresidenan tidak lagi dibuka untuk umum. Kami hanya diperbolehkan melihat museum kepresidenan Balai Kirti. Museum ini diresmikan sekitar akhir tahun 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembangunan museum kepresidenan RI Balai Kirti ini merupakan suatu cara untuk menyajikan karya dan prestasi presiden yang pernah berkontribusi dalam membangun negeri ini mulai dari Ir. Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono.
Gambar 1. Kunjungan ke Balai Kirti
Museum Balai Kirti berlantai dua. Didalamnya terdapat patung-patung para presiden seperti Ir. Soekarno, Soeharto, Bj. Habibi, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu juga terdapat foto-foto, lukisan, film dokumenter, buku sejarah, dan teknologi yang di fasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Musium ini sangat bermanfaat guna menambah wawasan kenegaraan kita.
Gambar 2. Penjelasan Mengenai Sejarah Kenegaraan
Gambar 3. Foto Bersama di Museum Balai Kirti
Dengan mengunjungi meseum Balai Kirti, pengunjung seakan dibawa ke masa lampau untuk sedikit mengenang apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu negeri ini. Tak ketinggalan di depan museum juga terdapat stand cinderamata yang bisa dibeli sebagai oleh-oleh khas dari Istana Bogor (Infokom forsca).
Berikut ini adalah prosedur yang harus dilalui setiap mahasiswa Pascasarjana dalam proses mencapai kelulusan atau dengan kata lain, memperoleh gelar MSi
Mengingat waktu studi program Magister cukup singkat, yakni hanya 2 tahun, hal yang harus segera dilakukan oleh mahasiswa adalah menentukan fokus penelitian segera setelah dinyatakan diterima sebagai mahasiswa Pascasarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB (bahkan beberapa mahasiswa sudah memiliki topik penelitian sebelum mendaftar di IPB).
Selanjutnya, segera cari informasi mengenai dosen-dosen yang berkompeten sesuai topik yang kita minati, jalin komunikasi dan perbanyak diskusi.
Step I: SK Pembimbing
Bila telah ada kesepakatan antara dosen dan mahasiswa terkait susunan Komisi Pembimbing, mahasiswa harus segera mengajukan SK Pembimbing agar dapat melanjutkan ke sidang komisi, dsb. Prosedurnya adalah melengkapi formulir pengajuan SK Pembimbing (dapat di download di sini) yang selanjutnya diajukan ke sekretariat program pascasarjana. Proses pengajuan SK adalah 14 Hari Kerja, dan selanjutnya SK dapat diambil untuk diserahkan ke departemen dan komisi pembimbing.
Pengajuan SK pembimbing paling cepat dilakukan saat mahasiswa menempuh semester II dan nilai semester I sudah masuk di SIMAK Pasca online.
Step II: Sidang Komisi
Sidang Komisi dapat dilakukan maksimal 4 kali. Sidang komisi dilakukan sebelum kolokium, sebelum seminar, dan sebelum ujian akhir.
Syarat mahasiswa dapat melakukan sidang komisi 1 adalah telah terbitnya SK pembimbing. Selanjutnya mahasiswa melengkapi formulir Sidang Komisi (bisa diunduh di sini) dan setelah disetujui oleh komisi pembimbing, mahasiswa mendaftar terlebih dahulu ke sekretariat pascasarjana Departemen untuk administrasi dan ruangan, selanjutnya formulir dibawa ke PAP Fakultas Pertanian. Dua atau tiga hari setelah pendaftaran, cek kembali ke PAP untuk memastikan apakah surat undangan untuk komisi pembimbing sudah bisa diambil, selanjutnya surat undangan diserahkan ke komisi pembimbing.
Saat pelaksaanaan Sidang Komisi biasanya akan diberi form yang isiannya mengenai kesepakatan yang dihasilkan setelah sidang komisi. Form tersebut harus diisi dan ditandatangani oleh komisi pembimbing, dan selanjutnya di bawa ke PAP untuk diperbanyak dan disahkan. Setelah diperbanyak, form kesepakatan tersebut diberikan ke seketariat, komisi pembimbing, dan mahasisa sebagai arsip.
Step III: Kolokium
Kolokium dapat dilaksakan apabila mahasiswa telah melaksakan sidang komisi I (pra kolokium). Mahasiswa dapat meminta formulir pendaftaran kolokium di sekretariat pasca (Bu Mimin) untuk diisi dan ditandatangani Ketua Komisi Pembimbing, selanjutnya meminta persetujuan moderator kolokium (Selasa dan Kamis pagi: Prof Didy Sopandie; Selasa siang: Prof Bambang S. Purwoko; Kamis siang: Prof Satriyas Ilyas) sebelum dikumpulkan kembali ke sekretariat beserta 2 rangkap makalah kolokium yang telah disetujui pembimbing.
Dua atau tiga hari setelah pendaftaran kolokium, jangan lupa meminta undangan ke sekretariat untuk diserahkan ke komisi pembimbing.
Step IV: Seminar
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendaftar seminar adalah makalah seminar yang sudah di ACC pembimbing (2 rangkap), kartu seminar yang sudah lengkap (7 ilmu sendiri dan 2 untuk tiap ilmu lainnya), bukti bayar SPP dan form seminar (Download form seminar). Jangan lupa semua berkas tersebut difotocopy untuk diserahkan ke prodi. Pendaftaran seminar dilayani maksimal H-7 sebelum pelaksanaan seminar. Berkas yang sudah dimasukkan ke SPS tidak dapat diambil kembali, jadi pastikan jadwal seminar sudah fix dengan dosen, karena pembatalan seminar akan mengharuskan anda mengurus semua persyaratan kembali untuk pendaftaran seminar berikutnya.
2-3 hari sebelum seminar dilaksanakan, jangan lupa mengambil undangan di SPS dan menyerahkannya ke dosen-dosen pembimbing. Moderator seminar juga dapat ditanyakan saat mengambil undangan. Undangan untuk kaprodi diserahkan ke prodi beserta seluruh fotokopi berkas yang digunakan untuk mendaftar di SPS
Step V: Sidang Tesis (Ujian Akhir)
Ujian Tesis dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan jurnal, yaitu sampai tahap In Review untuk jurnal Internasional terindeks Scopus dan untuk jurnal nasional terakreditasi Dikti dan LIPI silakan ditanyakan ke SPS terlebih dahulu. Apabila jurnal telah disubmit dan belum mendapat respon dari pihak jurnal, dapat menghadap ke Prof Nahrowi untuk mendapatkan persetujuan ujian.
Syarat-syarat ujian tesis yaitu: makalah jurnal 1 rangkap beserta bukti status artikel dalam jurnal tersebut, bukti bayar SPP dan melengkapi form ujian (download form ujian tesis). Semua berkas persyaratan tersebut difotokopi sebanyak 1 rangkap. Pendaftaran ujian dilakukan maksimal H-7 hari kerja, dan apabila ruangan di SPS sudah penuh dapat menggunakan ruangan di Departemen dengan menghubungi bagian administrasi prodi terlebih dahulu.
Undangan untuk kaprodi diserahkan ke prodi beserta fotokopi semua berkas persyaratan yang diserahkan ke SPS beserta cover tesis yang di ACC pembimbing dan 1 berkas draft tesis untuk bahan ujian.
Step by Step ini disusun untuk mempermudah mahasiswa melaksanakan tahap demi tahap yang harus dilalui dalam proses menjadi Magister Sains dan akan terus diperbaiki jika ada perubahan prosedur. Semoga artikel ini bermanfaat.
Semoga sukses 🙂
Ditulis oleh Arinal Haq Izzawati N (Mahasiswa S2 PS AGH IPB / 2013)